Menanti pekerjaan

on Sunday, January 6, 2013
Hari ini adalah tepat sepekan aku dipanggil untuk interview di sebuah perusahaan. Sepekan ini  pula aku menanti-nantikan panggilan interview kedua, karena katanya ada interview kedua. Namun selama ini aku menanti, apa yang aku nantikan itu tak kunjung datang. Hampir-hampir aku merasa putus asa dengan penantian ini. Aku sungguh tak minta apa-apa dari sini. Tak diterima pun aku baik-baik saja. Yang aku inginkan hanyalah sebuah kepastian aku diterima atau tidak. Aku capek dengan nasib yang menggantung seperti ini. Kalau toh aku tahu jika aku tidak diterima aku kan bisa melamar di tempat lain.

Sebelum aku dapat panggilan interview di perusahaan tersebut aku telah mendapat info ada lowongan menjadi teller di bank danamon dekat rumahku. Namun belum sempat aku melamar di bank danamon tersebut keburu aku mendapat panggilan interview. Saat aku interview kemarin aku bilang bahwa saat ini aku sedang tidak bekerja di perusahaan manapun. Toh memang kenyataannya demikian.
readmore »»  

I HATE U YESTERDAY

Kemarin adalah hari pertama masuk sekolah pasca libur panjang natal dan tahun baru. Sebagai seorang pendidik aku tentunya aku merasa sangat senang sekali karena bisa bertemu lagi dengan anak-anak didikku. Walau kusadari mereka jarang sekali bisa memahami apa yang aku terangkan. Namun aku juga sadar bahwa semua itu juga resiko yang harus aku hadapi  mendidik banyak orang.

Hari pertama masuk sekolah, aku dibuat kecewa dengan anak-anakku. Kemarin aku mengisi pelajaran sekedar untuk sharing sama anak-anak. Aku ingin tahu masalah yang dihadapi anak-anak hingga nilai mereka jeblog saat ujian mata pelajaranku. Namun tak satupun di antara mereka yang mau berbagi. Mereka bilang tak punya masalah apa-apa dengan pelajaran yang aku terangkan alias faham. Namun tak semudah itu aku percaya dengan mereka. Aku terus memaksa mereka untuk berkata jujur, karena sesungguhnya mereka memang punya masalah tapi mereka tak menyadari. Setelah agak lama aku memaksa akhirnya ada satu anak yang  bilang bahwa masalah dia adalah kosakata. Iya, dia kekurangan kosakata bahasa inggris. Kemudian ada lagi yang lain, dia bingung dengan penggunaan tobe dalam rumus tenses. Maksudnya adalah, misalnya tobe am buat subyek apa dll. Padalah semua itu sudah aku terangkan secara gamblang. Dari sini aku tahu bahwa mereka tidak benar-benar memahami dengan apa yang aku terangkan.

Yang lebih membuatku kecewa dan sedikit naik pitam, Ni'mah mengatakan aku yang enggak-enggak. Dia tega mengatakan itu padaku. Namun sebagai seorang yang sudah dewasa apalagi aku seorang pendidik aku harus menunjukkan sikap yang profesional dan tidak mengedepankan emosiku. Aku tak pernah berpikir sebelumnya jika Ni'mah akan mengatakan hal itu padaku.

I HATE U YESTERDAY
readmore »»